OPTIMALISASI PRODUKSI TANAMAN KAKAO DI MARGOJOYO DESA KESUGIAN KECAMATAN PULUNG KABUPATEN PONOROGO
Abstract
Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah optimalisasi produksi tanaman kakao dengan cara meningkatkan pengatahuan dan meningkatkan keterampilan masyarakat. Metode yang digunakan adalah pelatihan pembuatan pupuk organic cair dan padat, pelatihan perbanyakan tanaman kakao memalui sambung pucuk, pelatihan fermentasi biji kakao dengan alat sederhana, pelatihan pemasaran kakao. Hasil praktek pembuatan pupuk organik padat menunjukkan bahwa warna pupuk kehitam hitaman, beraroma tanah, dapat digunakan langsung pada tanaman. sedangkan untuk pupuk cair digunakan dengan cara disiramkan ataupun disemprotkan dengan perbandingan 1 L pupuk berbanding 10 L air pada tanaman kakao. Manfaat pelatihan pembuatan pupuk organic bagi petani kakao adalah dapat mengurangi pengeluaran belanja pupuk dan petani dapat meningkatkan produksi kakao. Hasil pelatihan perbanyakan tanaman menunjukkan bahwa keberhasilan dalam praktik mencapai 80%. Manfaat pelatihan perbanyakan tanaman, kelompok tani dapat mengurangi pengeluaran dalam pembelian bibit kakao. Hasil pelatihan fermentasi menunjukkan bahwa Alat fermentasi menggunakan alat yang sederhana yaitu besek yang terbuat dari anyaman bambu. Manfaat pelatihan ini harga biji kakao lebih mahal. Selanjtnya hasil pelatihan pemasaran kakao menunjukkan bahwa para petani kakao terbuka wawasannya dalam memasarkan hasil biji kakao. Kesimpulan, Masyarakat petani kakao dengan berberapa pelatihan mendapatkan manfaat antara lain dapat mengurangi belanja pupuk, meningkatkan produksi kakao, mengurangi pengeluaran dalam pembelian bibit. harga jual biji kakao lebih mahal. Petani banyak pilihan dalam memasarkan kakao.
Kata kunci: Fermentasi, Pelatihan, Pupuk, Perbanyakan, Pemasaran
References
Hartuti, S., Bintoro, N., Karyadi, J. N. W., & Pranoto, Y. (2018). Fermentasi Isothermal Biji Kakao (Theobroma cacao. L)dengan Sistem Aerasi Terkendali. Agritech, 38(4), 364–374.
Laura, A. T. (2021). Pembuatan Pupuk Organik dari Kotoran Kambing. Proceedings Uin Sunan Gunung Djati Bandung, 1(50), 44–51.
Roswanjaya, Y. P., Maretta, D., & Pinardi, D. (2020). Penggunaan zat pengatur tumbuh dalam sambung pucuk kakao application of plant hormones in cocoa grafting. Agroscript, 2(2), 79–90.
Rubiyo, R., & Siswanto, S. (2012). Peningkatan Produksi Dan Pengembangan Kakao (Theobroma cacao L.) Di Indonesia. RISTRI Buletin, 3(1), 2012 (in Indonesia).
Sembiring, D. S. P. S., & Yanti, L. (2017). Pengaruh Pemilihan Mata Entres yang Berbeda dan Teknis Pengirisan Mata Entres Terhadap Keberhasilan Sambung Pucuk Kakao (Theobroma cacao L). Jurnal Agroteknosains, 1(01), 12–22. https://doi.org/10.36764/ja.v1i01.27
Shintami, R.Malik. Arifuddin, L., & Fidya, L. (2021). Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Produksi Usaha Tani Kakao Di Desa Ogodopi Kecamatan Kasimbar Kabupaten Parigi Moutong. 9(5), 1140–1147.
Sigalingging, H. A., Putri, S. H., & Iflah, T. (2020). Perubahan Fisik Dan Kimia Biji Kakao Selama Fermentasi. Jurnal Industri Pertanian(JUSTIN), 2(2), 158–165. http://
Supristiwendi ; Khairuddin. (2017). Analisis Pemasaran Kakao (Theobroma Cacao, L) Di Kecamatan Ranto Peureulak Kabupaten Aceh Timur. Jurnal Penelitian Agrisamudra, 4(1), 32–41.
Surya, A. A., Ramli, N. A. S., Saputri, P. I., Rahmatia, & Yunus, S. R. (2021). Pembuatan pupuk organik menggunakan kotoran kambing. Jurnal Lepa-Lepa Open, 1(1), 103–106.