PENYULUHAN GIZI SEIMBANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KANDANG KELURAHAN KANDANG MAS TAHUN 2022
Abstract
Status gizi balita memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan terutama pada masa emas yaitu lima tahun pertama kehidupan. Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) di Indonesia tahun 2017 menunjukkan prevalensi balita stunting sebesar 27,5%, balita berat badan kurang (BBK) sebesar 8,0%, balita sangat kurus (sangat kurus) sebesar 3,1%, balita berat badan kurang (BBK) sebesar 22,8%, dan balita berat badan kurang (BBK) sebanyak 17,8%. Jika masalah gizi pada balita tidak dapat teratasi maka dapat berdampak pada berat badan balita kurang, mudah terserang penyakit, badan letih, penyakit defisiensi gizi, malas, terhambatnya pertumbuhan dan perkambangan baik fisik maupun psikomotor dan mental. Untuk menyelesaikan masalah tersebut sangat diperlukan peran perguruan tinggi, diantataranya melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat melalui penyuluhan pada ibu yang memiliki balita di wilayah kerja Puskesmas Kandang Kelurahan Kandang Mas. Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang gizi yang seimbang pada balita. Kegiatan pengabdian dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan Posyandu balita di kediaman pak RT 17 kelurahan kendang mas dengan melakukan penimbangan balita, pemberian penyuluhan kepada kepada kader dan orang tua/pengasuh balita. Kegiatan pengabdian masyarakat ini diikuti oleh 15 balita. Hasil penelitian menunjukkan jumlah balita dengan status gizi baik sebanyak 8 anak (53%), gizi kurang 4 anak (26%) dan gizi lebih 3 anak (21%). Melalui edukasi tentang gizi seimbang terjadi peningkatan pengetahuan ibu tentang gizi seimbang pada balita. Peningkatan pengetahuan tentang gizi seimbang dan pengolahan makanan dapat diikuti dengan perubahan perilaku. Penyuluhan gizi dengan metode ceramah disertai pemberian leaflet merupakan salah satu pendekatan pembelajaran dengan memberikan seperangkat pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan agar mampu menentukan pilihan perilaku yang tepat untuk meningkatkan status gizi balitanya.
References
Adriani, M., & Wirjatmadji, B., 2014. Gizi dan Kesehatan Balita, Peranan Mikro Zinc pada Pertumbuhan Balita. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Ali, S. M., & Lindström, M. (2006). Socioeconomic, psychosocial, behavioural, and psychological determinant of BMI among young women: differing patterns for underweight and overweight/obesity. European Journal of Public Health, 16(3), 324-330.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2013). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Bhandari, T. R. (2013). Nutritional Status of Under Five Year Children and Factors. Associated in Kapilvastu District, Nepal. Journal of Nutritional Health & Food Science, 1(1), 1–6.
Dep. Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI. (2007). Pedoman Tata Laksana KEP Pada Anak di RS Kabupaten/Kodya. Jakarta: Departemen Gizi Dan Kesehatan Masyarakat.
Direktorat Gizi Masyarakat Kemenkes RI. (2017). Buku Saku Pemantauan Status Gizi Tahun 2017. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Faradevi. 2013. Perbedaan besar pengeluaran keluarga, Jumlah anak, serta asupan energi dan protein balita antara balita kurus dan normal. Semarang: Universitas Diponegoro.
Kodyat, B. A. (2014). Pedoman Gizi Seimbang 2014. Permenkes RI,(41).
Mamhidir, A. G., Ljunggren, G., Kihlgren, M., Kihlgren, A., & Wimo, A. (2006). Underweight, weight loss and related risk factors among older adults in sheltered housing-a Swedish follow-up study. Journal Of Nutrition Health And Aging, 10(4), 255.
Pahlevi, A. E. (2012). Determinan status gizi pada siswa sekolah dasar. KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 7(2), 122-126.
Proverawati. 2011. Ilmu Gizi keperawatan dan Gizi Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Wong, H. J., Moy, F. M., & Nair, S. (2014). Risk factors of malnutrition among preschool children in Terengganu, Malaysia: a case control study. BMC public health, 14(1), 785.